Potensi Dan Pengembangan Sosiologi Industri Di Indonesia Dalam Persaingan Industri Kreatif

10/20/2017

Indonesia kini dihadapkan pada pengembangan Industri yang pesat, terutama di luar pulau Jawa. Hal ini tentunya memberikan peluang kerja bagi masyarakat, dan pengembangan ekonomi atau pendapatan Negara. Upaya-upaya dilakukan, dalam perencanaan, dan apa saja peluang yang harus dikembangkan di masing-masing wilayah yang telah menjadi sasaran tempat pengembangan industri.


@copyright: images.google.com

Sasaran Industri yang ada di Wilayah di Indonesia, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jogyakarta, Maluku Utara, dan beberapa tempat yang ada di Wilayah di Indonesia[1]. Target yang akan dicapai diperkirakan 40 persen dan berbasis sumber daya ini, menjadi kawasan industri baru. Hal ini, tentunya menjadi target yang harus dicapai dalam pencapaian pengembangan Industri di Indonesia.

Industrilisasi yang telah dicanangkan tentunya merupakan proses yang nantinya banyak orang yang bekerja di pabrik, dan perusahaan-perusahaan yang diorganisasikan dengan logika pabrik. Mereka tidak bekerja secara mandiri, melainkan berkelompok dalam unit dan saling berhubungan. Sistem produksi pabrik yang begitu pesat saat ini, tentunya akan membentuk suatu harapan bagi pengerak pertumbuhan ekonomi Negara.

Perubahan teknologi juga akan menjadi salah satu bentuk perubahan, begitu juga dengan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Mungkin jika di lihat saat ini, Ibu kota Indonesia, Jakarta menjadi salah satu contoh nyata dalam pengembangan perusahaan-perusahaan. Dimana masyarakatnya bertumbuh, dan proses tersebut, memerlukan waktu yang lama, bahkan puluhan tahun, guna menghasilkan tatanan sosial yang disebut masyarakat Industri[2].

Sementara, di Indonesia Kepala badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan bahwa ada tiga produk ekonomi kreatif yang menyumbang pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yaitu produk fashion, kerajinan dan kuliner. Hasil yang ada telah membuktikan bahwa 50% telah menyumbang lebih yang diperkirakan terhadap pendapatan Negara[3].

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi Industri

Sosiologi industri ialah suatu cabang ilmu sosial yang membahas karakter dan arti dunia kerja serta kehidupan manusia yang terlibat di dalamnya. Permasalahan yang berhubungan dengan industri tidak hanya segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan kegiatan kerjanya tapi juga banyak hal lain yang secara tidak langsung akan mempengaruhi aktivitas kerja dalam industri tersebut. Suatu tinjauan terhadap variasi-variasi tersebut memperlihatkan bahwa ia menyebar ke dalam spektrum pekerjaan, dimulai dari tenaga pelaksanaan yang paling bawah kepada manajer dalam perusahaan[4].

Sosiologi industri dapat disebut juga sebagai sosiologi organisasi, yang membahas mengenai sikap dan ideologi setiap pimpinan dalam tingkatan pada struktur organisasi serta mengkaji mengenai hal-hal yang dilakukan oleh setiap individu di dalam suatu organisasi. Keterkaitan antara perpindahan kerja oleh suatu karyawan dengan kebiasaan di dalam melaksanakan pekerjaannya yang dialami oleh orang-orang, dalam hal ini merupakan suatu landasan utama, baik itu bagi konflik maupun konsensus yang penting di dalam suatu organisasi. Sosiologi industri juga membahas mengenai jenis-jenis dari masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung di dalam aktivitas serta eksistensi dari suatu organisasi.

Masyarakat kerja menjadi objek di dalam sosiologi industri dimana masyrakat tersebut selalu dihubungkan dengan aktivitas-aktivitas yang terjadi didalam industri. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah termasuk hubungan antar manusia yang terjadi didalam lingkungan kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Suatu pekerjaan juga memiliki kondisi yang bervariatif dimana dalam perpindahan kerja maupun posisi atau jabatan serta tingkat kepuasan, kesempatan maupun monotonitas serta resiko maupun upah yang dihadapi oleh masyarakat kerja tersebut.

Sosiologi industri adalah cabang ilmu sosiologi yang mengkaji hubungan antara fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat dengan kegiatan industri. Materi yang dipelajari dalam kajian ini meliputi; peranan industri dalam perubahan sosial, aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi, hubungan industri dengan berbagai struktur masyarakat[5].

B. Teori-Teori Dalam Sosiologi Industri

Sosiologi industri merupakan kajian sosial didalam dunia industri yang memiliki cakupan teori yang sangat luas. Terdapat tiga hal yang menjadi penyebab meluasnya cakupan tersebut. Tiga penyebab yang membuat luasnya cakupan teori dari sosiologi industri adalah sebagai berikut[6]:

  1. Cakupan substansi yang dibahas di dalam sosiologi industri cukup luas.
  2. Adanya perbedaan tingkat analisis yang menghasilkan keragaman berbagai teori.
  3. Karena teori-teori yangdigunakan di dalam sosiologi industri memiliki keragaman berdasarkan asal pemikirannya.

Luas dari cakupan seluruh teori yang dipergunakan dalam melakukan analisis-analisis sosiologi industri tersebut dapat dibagi dalam tiga kelompok kategori pendekatan. Tiga kelompok kategori pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan non-sosiologis.
  2. Pendekatan sosiologis.
  3. Pendekatan hubungan industrial

C. Sistem Produksi

Sistem produksi terdiri dari tiga macam yang terbagi atas jenis kegiatannya dan bagaimana mereka memperolah hasil produksi serta memanfaatkannya. Tiga macam sistem produksi tersebut adalah sebagai berikut[7]:

1. Sistem Produksi Primer
Sistem produksi primer mayoritas ditemukan pada masyarakat agraris, biasanya terdiri dari suatu keluarga turun temurun terdiri dari generasi pertama sampai generasi berikutnya. Posisi kedudukan di dalam pekerjaan mereka ditentukan berdasarkan pertalian darah. Sedangkan untuk pembagian kerja dibagi berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hubungan yang terjadi didalam komunitas tersebut lebih bersifat sosial. Pekerjaan sistem produksi ini sangat bergantung pada kondisi alam. Kemudian seluruh hasil produksi dipergunakan untuk beberapa hal yaitu kepentingan konsumsi, persediaan pada masa paceklik dan dapat juga dibarter dengan kebutuhan lain yang tidak dapat diproduksi sendiri. Fokus utama sistem produksi ini lebih ditunjukkan bagi ketercukupan sandang, pangan dan papan. Hal yang menjadi perhatian adalah sistem ini sebagian tergantung pada pihak lain dengan sebab tanah yang dikerjakan mungkin bukan miliknya sendiri atau lebih kepada pertimbangan keamanan.

2. Sistem Produksi Gilda
Gilda memiliki ukuran yang lebih kecil dari sistem produksi primer, Gilda merupakan sarana yang dapat dikatakan sebagai pelarian bagi petani dengan berbagai macam sebab. Pada prinsipnya petani datang ke gilda harus diterima dan rata-rata petani tersebut sudah berbekal keterampilan. Gilda dipimpin oleh seorang master (tua) yang memiliki keterampilan, modal, alat, dan cenderung mengembangkan alat-alatnya, walaupun belum mencapai taraf pengembangan menggunakan mesin. Master mengandalkan hidup dari barang-barang sekunder, sehingga dalam hal ini master membuat barang dengan kualitas yang baik dan memiliki standar yang baik agar dapat dijual ke pasar berdasarkan hal ini membuat sifat gilda menjadi lebih tinggi. Setiap jenis gilda membentuk asosiasi induk untuk beberapa tujuan. Suasana dalam gilda masih bersifat kekeluargaan, bahkan kadang-kadang terjadi perkawinan antara anak master dengan karyawan gilda. Dalam perjalanan waktu, gilda menjadi lemah karena beberapa faktor, yaitu terhambatnya monolitas vertikal karyawan penuh untuk menjadi master, terjadinya kompetisi yang tidak sehat di dalam gilda itu sendiri, terdapat sejumlah pemilik gilda menjadi kaya raya, serta terdapat beberapa gilda yang beralih menjadi pedagang, dan luasnya pasar di luar negeri menjadikan gilda memiliki ketergantungan pada pedagang ekspor.

3. Sistem Produksi Putting-out
Dalam sistem produksi putting-out jumlah saudagar kaya dan kuat menjadi semakin besar dan kokoh. Harta kekayaannya didapat dari hasil perdagangan luar negeri, jarahan di negara koloni, memonopoli perdagangan, dan menghancurkan gilda yang terdapat di negara koloni. Pasar luar negeri yang begitu besar membuat gilda tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar sehingga pedagang memanfaatkan petani untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Di masa-masa pertama petani diharuskan untuk menyediakan alat dan modalnya sendiri, namun dalam perkembangannya, alat, modal, dan pemasaran semuanya ditangani oleh pedagang. Sistem produksi putting-out ini menjadi runtuh dikarenakan terjadi kesulitan dalam mekanisme kontrol terhadap kecepatan penyelesaian produksi, Ketidakpastian waktu penyelesaian produksi yang beragam, mekanisme kontrol (pengawasan) yang sulit, serta sulitnya dalam melakukan pembagian dan penggunaan mesin baru sehingga biaya produksi sulit ditekan atau melambatnya peningkatan produksi.

D. Gambaran Industri

Industri menempatkan pada hal yang utama dalam pengembangan pendapat ekonomi Negara. Dengan persaingan Industri antara Indonesia dan Negara-negara maju lainnya, menempatkan Indonesia harus bekerja dan mewujudkannya dengan baik. Tak dapat dihindarkan ketika persaingan global terus menjadi salah satu patokan untuk terus bekompetisi.

Perkembangan era digital juga menjadi daya saing bagi Indonesia untuk terus bersaing. Seperti halnya Korea selatan. Pusat teknologi yang terbaik ini telah berkembang pesat, seperti halnya, dalam acara Indonesia E-commerce Summit dan Expo (IESE), di Indonesia. Presiden Joko Widodo menceritakan bahwa perubahan industri digital begitu cepat perkembangannya[8]. Dengan begitu, jika tidak ingin ketinggalan dalam hal ini, tentunya Indonesia harus mulai dari sekarang ini.

Kemajuan teknologi tentunya akan membawa perubahan bagi masyarakat untuk semakin cepat dan kreatif dalam bersaing. Hal ini tentunya, tak dapat dipungkiri ketika masyarakat dikejutkan dengan sejumlah hal yang baru dalam teknologi industrilisasi. Yang mengharuskan sumber daya manusia nya memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan pekerjaannya.

Dengan begitu, sistem produksi pabrik pun muncul dalam perkembangan Industrialisasi. Pemahaman yang harus diketahui bahwa Industrilisasi merujuk pada proses semakin banyaknya orang bekerja dipabrik dan perusahaan-perusahaan yang diorganisasikan dengan logika pabrik. Kehadiran mesin telah menyerderhanakan pekerjaan dan saling terhubung satu sama lain.

Melihat perkembangan industri di Indonesia sekarang ini memiliki prospek yang semakin baik. Artikel yang ditulis di humancapitaljournal.com mengemukaan bahwa perkembangan industri semakin baik dilihat dari sisi ketenagakerjaan. Dimana berdasarkan hasil survei terhadap 219 perusahaan yang menjadi responden dalam berbagai bidang industri memiliki hasil bahwa prospek perkembangan dunia kerja di Indonesia menjadi semakin baik atau membaik pada kuartal ini (Q2 2014). Begitu juga survei yang dilakukan oleh JobStreet.com memperoleh hasil bahwa terdapat 45,6% responden mengatakan prospek perkembangan dunia kerja di Indonesia pada kuartal (Q2 2014) ini akan semakin baik. Sedangkan 47,7% responden sisanya menjawab perkembangan industri perusahaan lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di perusahaan tempat mereka (responden) bekerja saat ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kegiatan rekrutmen atau penerimaan karyawan yang semakin membaik, serta memperoleh perkiraan bahwa ada sekitar 1-5 orang calon mengikuti seleksi calon karyawan dalam tiga bulan ke depannya.[9]

Berdasarkan data tersebut yang diperoleh pada tahun 2014 memang menunjukan bahwa iklim industri di Indonesia berkembang sangat pesat, sejumlah besar angkatan kerja diharapkan dapat terserap dengan baik seiring dengan perkembangan industri ini. Dengan begitu pemerataan terhadapa kehidupan sosial masing-masing individu dapat tercapai.

E. Industri Kreatif

Perkembangan Industri kreatif seperti fashion, kerajinan dan kuliner masih menguatkan Indonesia dalam kontribusi bagi pendapatan Negara. Hal ini terlihat, ketika wisatawan berkunjung disuatu tempat dan mencari kuliner, kerajinan, fashion yang sesuai dengan kekhasan wilayah yang ada di Indonesia.

Tampak begitu jelas, ketika kuliner masih menjadi cicipan atau santapan yang enak bagi pengunjung untuk dicoba. Kuliner Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dengan negara lainnya. Kekhasan dan kenikmatan racikan bumbu, tentunya tak kalah saing dengan negara lainnya. Apalagi Indonesia kaya akan bumbu masak yang dapat didapati dari Sabang sampai Merauke.

Dengan begitu, kuliner Indonesia dapat memberikan yang terbaik bagi pecinta dan penikmat kuliner diberbagai negara-negara lainya. Akan tetapi, sangat disayangkan ketika kuliner Indonesia jarang sekali dipromosikan[10]. Indonesia bisa unggul jika dikembangkan dan dipromosikan hingga mendunia. Keunggulan kuliner Indonesia tentunya dapat dinikmati dari kenikmatan racikan bumbu alami dan olahan yang begitu fantastik.

Begitu juga dengan kerajinan tangan dan fashion, yang begitu menarik perhatian ini tentunya dapat dikembangkan dengan bahan baku bagi setiap wilayah-wilayah yang ada. Dan tentunya dengan teknologi yang semakin pesat, dan didukung dengan sistem e-commerce tentunya akan memberikan hasil yang baik.

Perkembangan teknologi dengan berdaya saing online ini tentunya, terus membawa masyarakat dalam suatu perubahan dalam konsumsi. Persaingan dalam bidang industri tentunya memberikan terobosan-terobosan atau peluang-peluang yang mengharuskan masyarakat untuk mencoba dan dimulai dari sekarang ini.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan bahwa "Industri kreatif merupakan kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi. Industri kreatif masih potensial untuk digarap, dan Indonesia kaya akan budaya serta tradisi yang bisa menjadi sumber kreativitas,"Menurut dia, pelaku industri kreatif nasional harus menjadi tuan di negeri sendiri dan terus mengembangkan pangsa pasar ekspor. Apalagi kreativitas berbasis kekayaan budaya juga didukung oleh kemajuan teknologi. Kekayaan budaya yang beragam dan bervariasi merupakan sumber inspirasi dan potensinya makin besar bila didukung teknologi. Euis juga mengatakan "Ide hanya tinggal ide bila tidak diikuti dengan ketekunan dan keberanian untuk mengubahnya menjadi produk yang bisa dijual dan bernilai tambah,"[11].

PENUTUP

Industrilisasi merupakan salah satu sektor terpenting bagi pendapatan suatu Negara. Hal ini dikarenakan, sektor industri bagian terpenting dalam perkembangan ekonomi, dan masyarakat. Kedua hal ini tak dapat dipisahkan, melainkan saling membutuhkan. Disamping hal tersebut, masyarakat membutuhkan pekerjaan dalam proses industri.Hal ini guna memenuhi kebutuhan dasar, dan kehidupan. Perkembangan industri di Indonesia dimasa sekarang semakin meningkat seiring dengan perkembangnya teknologi informasi dalam hal ini adalah penggunaan e-commerce. Pada kegiatan Indonesia E-commerce Summit dan Expo (IESE) Presiden Joko Widodo juga mengatak bahwa perubahan industri digital berkembang dengan sangat cepat sehingga jika tidak ingin ketinggalan maka kita harus memulainya sekarang juga.

Dari sisi ketenagakerjaan juga memiliki perkembangan yang positif dimana berdasarkan hasil survei humancapitaljournal.com dalam berbagai bidang industri memiliki hasil bahwa prospek perkembangan dunia kerja di Indonesia menjadi semakin baik atau membaik pada kuartal ini (Q2 2014). Sedangkan survei yang dilakukan oleh JobStreet.com memperoleh hasil bahwa terdapat 45,6% responden mengatakan prospek perkembangan dunia kerja di Indonesia pada kuartal (Q2 2014) ini akan semakin baik. Sedangkan 47,7% responden sisanya menjawab perkembangan industri perusahaan lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Industri kreatif juga menyumbangkan peranan penting dalam perkembangan industri di Indonesia dimana Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengemukan bahwa pelaku industri kreatif nasional harus menjadi tuan di negeri sendiri dan terus mengembangkan pangsa pasar ekspor. Industri kreatif merupakan kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi sehingga menjadikannya sangat potensial untuk digarap karena Indonesia memiliki kekayaan akan budaya serta tradisi yang bisa menjadi sumber kreativitas.

Bagian dalam industri tentunya akan memberikan suatu perubahan penting di dalam masyarakat dan pembagian kerjanya. Dengan pembagian kerja yang begitu sederhana tetapi didukung dengan teknologi tinggi tentunya mengharuskan masyarakat yang turut ambil bagian menguasai teknologi dan pengetahuan. Dengan begitu, persaingan dan suatu Negara diukur dari perkembangan industri yang dibangun dan kekuatan dari sumber dayanya.

REFERENSI

[1]http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/07/31/2020360/Inilah.20.Kawasan.Industri.Baru.di.Indonesiadiaksespadatanggal 13 September 2016.

[2]Referensi, Modul 2, Universitas Terbuka. SistemProduksiPabrik.

[3]http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/08/26/180134426/industri.fashion.kerajinan.dan.kuliner.tumbuh.pesat.di.indonesia, diaksespadatanggal 13 September 2016.

[4]http://digilib.uinsby.ac.id/7325/3/Sosiologi.pdf. Diakses pada tanggal 14 September 2016

[5]http://ensiklo.com/2015/08/memahami-sosiologi-industri/. Diakses tanggal 14 September 2016

[6]http://dokumen.tips/documents/sosiologi-industri-hendra.html. Diakses tanggal 16 September 2016

[7]http://dokumen.tips/documents/sosiologi-industri-hendra.html. Diakses tanggal 16 September 2016

[8]http://tekno.kompas.com/read/2016/04/27/11413107/Jokowi.Saya.Pusing.Industri.Digital.Terlalu.Cepat, diaksespadatanggal 13 September 2016.

[9]Humancapitaljournal.com, http://humancapitaljournal.com/perkembangan-industri-di-indonesia-menuju-peningkatan . Diakses pada tanggal 14 September 2016

[10]http://travel.kompas.com/read/2016/05/30/061637927/kuliner.indonesia.potensi.besar.tetapi.minim.promosi . Diaksespadatanggal 14 September 2016.

[11]http://www.kemenperin.go.id/artikel/4060/Industri-Kreatif-Masih-Potensial. Diakses 16 September 2016

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close