Mengenal Ruang-ruang di Perkotaan Dalam Perubahan Sosial-Budaya

9/12/2017

Kota-kota modern dibangun oleh aturan yang rasional dan diasumsikan mengalami suatu perbedaan dalam hal identitas. Kota yang begitu dikenal dan berkembang tentunya menjadi besar dan berjalan seolah-olah tanpa identitas dan semakin mereduksi perbedaan serta rasionalitas. Dalam suatu kajian kontemporer tentang kota, salah satunya Jakarta sesungguhnya persoalan penataan ruang, baik itu lingkungan public maupun privat merupakan permasalahan utama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat kota.  
@copyright.images.google.com

Pada masyarakat modern prilaku masyarakat hampir sama, namun perbedaan-perbedaan terjadi disebabkan adanya spesialisasi profesi yang menimbulkan kebutuhan akan ruang yang berbeda. Berkurangnya nilai-nilai bersama dalam mengkonstruksi dunia, dan berkurangnya control informal digantikan oleh fungsi birokratis, menghilangnya tradisi yang berfungsi sebagai regulator sehingga menjadi ragam.

Untuk mengenal masyarakat modern, yang harus dimengerti bahwa mereka memiliki kemampuan adaptasi lebih banyak berkenan dengan perubahan sosial-budaya. Sesuai dengan pernyataan Mumford yang ahli pada (Symbol Making), bahwa manusia modern merupakan pencipta sosial (konstruksi ide) dan kebudayaan (material). Bangunan dan permukiman merupakan konstruksi sosial manusia, dibandingkan dengan reaksi instingtif terhadap fenomena alam.

Jika untuk mengenal bangunan, maka dalam masyarakat modern juga cendrung memilih kata “kebaruan” untuk mempresentasikan pandangan hidupnya. Kebaruan ini yang membuat perbedaan dibuat tampak nyata dengan pola primitive dan vernakular . Kebudayaan bertempat yang baik tentunya memiliki kesamaan yaitu hubungan antara manusia dan alam.

Dengan demikian, manusia memiliki sifat  alamiah, aspirasi, organisasi sosial, padangan hidup, jalan hidup, kebutuhan sosial dan psikologis, serta kebutuhan individu dan kelompok sumber daya ekonomi, serta terhadap alam, kepribadian dan fesyen. Sedangkan alam, memiliki aspek fisik, seperti cuaca, tempat, bahan baku rumah, hukum alam dan lanskap. Lingkungan terbangun selalu berurusan dengan kedua unsure diatas, yaitu manusia dan alam. 

Dengan mengenal masyarakat modern yang memiliki kemampuan adaptasi lebih benyak berkenan dengan perubahan sosial-budaya, maka menurut Redfield (1953) sosio-kultural memiliki empat aspek, yaitu berikut ini :

1. Kebudayaan :perangkat total dari ide dan institusi dan aktivitas konvensional dari manusia.
2. Etos: Organisasi konsepsi mengenai kebenaran.
3. Pandangan dunia : Cara manusia memandang dunia.
4. Karakter kebangsaan : Tipe kpribadian manusia yang hadir dalam kebidupan masyarakat.

Keempat hal ini merupakan nilai-nilai yang mempengaruhi lingkungan terbangun. Pilihan-pilihan yang dianggap reaksi atas alam, oleh manusia modern dibatalkan. Karena dalam hal ini, manusia memiliki kemampuan untuk memilih, mempengaruhi alam, bukan sebaliknya. Karena manusia memiliki konsep kehidupan, dan hal ini salah satu hubungan ini merupakan ide manusia untuk memilih tempat dan lingkungannya, maka yang perlu dipahami yaitu :

1. Kebutuhan Dasar
2. Keluarga
3. Posisi perempuan
4. Privasi  dan
5. Hubungan Sosial

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close