Kajian Kota Untuk Penangulangan Krisis Perkotaan

9/05/2017

Kota yang nyaman harus bisa memenuhi keperluan warganya.Hal ini merupakan salah satu eksistensi yang penting dalam suatu kota sendiri, tentunya tanpa adanya suatu yang dapat memenuhi keperluan manusia. 

Maka, kota itu akan ditinggalkan untuk beralih ke wilayah kota lain yang lebih menjanjikan. Keinginan manusia dalam suatu kota maupun diluar kota tentunya tidak hanya sebatas fisik saja, tapi juga hal-hal yang berhubungan dengan psikis.

Perubahan dan pertumbuhan kota telah menjadi kanvas besar dalam memberikan gambaran mobilitas sosial yang khas dan unik. Urbanisasi yang berasal dari berbagai latar belakang, telah menyebabkan perubahan dalam lingkungan kota, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam manusia. Kota-kota yang masih berukuran kecil dan sederhana umumnya belum mengalami gangguan yang berarti. Sistim daur ulang misalnya, masih mampu mendukung tata kehidupan masyarakat kota.

Tetapi, seiring beekembangnya kebudayaan kota dan pertambahan penduduk yang cepat membawa perubahan besar dalam keseimbangan lingkungan kota. Pertambahan penduduk kota yang cepat telah menyita taman dan tanah kosong yang digunakan untuk tempat tinggal, tempat perkantoran, jalan, maupun tempat berkumpul. 

Pencemaran udara misalnya, melalui pembakaran, dan industry serta teknologi, dengan mencemari lingkungan dengan asap knalpot kendaraan bermotor. 

Dalam hal ini, ada dua pandangan ekstrem etika lingkungan yang dapat dipertentangkan. Pertama, biasa dikenal dengan pandangan anthropocentris yang menekankan bahwa manusia sebagai subjek utama dunia dan harus mendapatkan prioritas dalam pemanfaatan lingkungan dan sumber daya.

Kemudian, pandangan kedua merupakan respons kritis terhadap prespektif pembangunan sebelumnya. Perspektif deep ecology menekankan pada kepentingan dan kelestarian lingkungan alam. 

Pandangan ini berasal etika lingkungan, pengakuan lingkungan sebagai moral subjek, membawa dampak penegakan prinsip-prinsip keadilan dalam konteks hubungan antara manusia dan lingkungan sebagai sesama moral subjek, karena dalam hal ini proses pembangunan akan melibatkan perubahan dan pemanfaatan lingkungan dan sumber daya. 

Kearifan lingkungan lokal sekaligus plural perlu terus dikembangkan, bukan upaya untuk melawan, kecendrungan globalisasi dan westernisasi. Sehingga dalam hal ini, kelompok manusia di Bumi untuk mengembangkan peradaban yang plural sekaligus identitas yang beragam. 

Hal ini, membutuhkan solusi berupa kota yang ramah lingkungan dan sehat. Kota yang secara ekologis dikatakan kota yang sehat berarti harus ada keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Karena dalam hal ini, ekosistim kota memiliki keterkaitan system yang erat dengan ekosistem alami.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close